Awas! Bahaya Mengintai dalam Minuman Ringan

03/03/2006 03:36 WIB
Awas! Bahaya Mengintai dalam Minuman Ringan
Dadan Kuswaraharja - detikcom

Jakarta - Anda sering mengonsumsi minuman ringan? Hati-hati, sejumlah penelitian di luar negeri berhasil menemukan bahwa kadar bahan kimia berbahaya dalam minuman ringan 8 kali melebihi ambang batas yang dibolehkan.

Berdasarkan penelitian terhadap 230 jenis minuman ringan di Inggris dan Prancis mengidentifikasikan tingginya kadar senyawa benzena dalam minuman tersebut.

Namun untuk alasan tertentu, tidak disebutkan merek 230 jenis minuman ringan yang mengandung benzena tersebut.

Kadar benzena yang masih bisa ditoleransi yakni sekitar 1 part per billion (bagian per miliar) dalam air. Dalam uji terhadap 230 minuman tersebut ditemukan kadar benzena mencapai 8 ppb. Wah, berarti kadar racun itu 8 kali lipat.

Meskipun demikian pengaruh benzena ini tidak cepat dirasakan oleh para peminumnya. Tapi penyelidikan lebih lanjut perlu ditingkatkan dengan melibatkan industri minuman.

Benzena dan turunannya merupakan senyawa yang bertanggung jawab menyebabkan kanker darah atau leukemia, menurut Food Standards Agency (FSA), Badan POM-nya Inggris.

"Mari kita berdiskusi dengan industri minuman untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi. Jika kadarnya terlalu tinggi, maka FSA akan mengambil tindakan untuk melindungi konsumen," ujar juru bicara FSA seperti dikutip www.timesonline.co.uk, Jumat (3/3/2006).

Para ahli percaya bahwa kadar benzena yang tinggi sebagai hasil reaksi kimia dari dua jenis komposisi minuman ringan, yakni natrium benzoat (pengawet) dan asam askorbat atau vitamin C.

Natrium benzoat digunakan secara luas dalam industri minuman. Di Inggris natrium benzoat digunakan oleh minuman bermerek Britvic termasuk Britvic 55 rasa apel dan jeruk, Pennine Spring, dan Shandy Bass. Belum diketahui apakah produk-produk ini juga merupakan produk yang dites.

Juru bicara Asosiasi Industri Minuman Ringan Inggris meyakinkan bahwa mereka berusaha menurunkan kadar benzena dalam minuman ringan.

"Tentunya industri berkewajiban menjaga kadar benzena serendah mungkin. Kalau perlu tidak usah memakai pengawet, jika kami menemukan bahan penggantinya," ujarnya.

Itu di Inggris dan Prancis. Di Indonesia? (ddn)

Comments

Anonymous said…
Wah. ini nomor 1 di pencarian google.com dan google.co.id :
bahaya natrium benzoat